Daily Archives: February 18, 2013

Khutbah Jum’at – 20130201

Marilah kita bersyukur pd اَللّهُ yg telah mengijinkan kita utk datang ke masjid, rumah-Nya, dalam rangka menuaikan sholat jumat. Tidak semua orang diijinkan اَللّهُ untuk hadir di rumah-Nya. Ada yang tidak diberi kesehatan (sakit), ada juga yg tidak diberi hidayah, ada juga yg disibukkan dengan hal2 lain. Untuk itu hendaknya kita tingkatkan kualitas iman dan takwa dari hari ke hari sebagai tanda kita bersyukur pada-Nya.

Akhlak adalah hiasan hidup manusia. Dengan akhlak manusia bisa bahagia, terhormat, dan juga senang. Tipe akhlak yg bisa mewujudkan hal di atas adalah akhlak Rasululloh SAW, yakni akhlak yang digambarkan pada surat Al Fath(48):29,“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Dan sesungguhnya Rasululloh SAW adalah pribadi terbaik dengan akhlak terbaik, sebagaimana firman اَللّهُ di Al Ahzab(33):21,”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Sebagaimana tertulis pada surat Al Fath di atas, akhlak Rasululloh SAW sebagai utusan اَللّهُ tidak perlu diragukan. Keras thd munkar, lembut thd sesama. Semua hal yg berpotensi menghancurkan iman, maka mesti bersikap keras dan tegas. Dengan demikian jelas sudah bagaimana sikap Rasululloh SAW terhadap orang2 kafir yg berniat menghancurkan Islam.

Namun ada juga orang2 kafir yg mesti dilindungi, yakni orang2 kafir yg TIDAK memerangi kaum muslim, dikenal dengan nama kafir dzimmi. “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam agama dan tidak mengusir kamu dari kampung-kampungmu sebab Allah senang kepada orang-orang yang adil. Allah hanya melarang kamu bersahabat dengan orang-orang yang memerangi kamu dalam agama dan mengusir kamu dari kampung-kampungmu dan saling bantu-membantu untuk mengusir kamu; barangsiapa bersahabat dengan mereka, maka mereka itu adalah orang-orang zalim.” (Al-Mumtahanah(60): 8-9)

Akidah mesti dipertahankan baik dalam kondisi senang dan bahagia ataupun sedih serta susah. Kenyataannya, banyak orang yg bisa memegang (erat) akidah pada saat susah akan tapi mereka gagal mempertahankannya pada saat senang menghampiri mereka. Namun bukan berarti tidak ada yang sebaliknya.

Betapa banyak kaum muslim yg meski hidupnya susah, namun mereka tetap teguh dan kuat menjalankan ibadah kepada اَللّهُ dan menjauhi larangan2-Nya. Namun ada juga yg tergoda akidahnya dengan bujuk rayu harta atau malah dengan mie instan saja.

Di sisi lain, ada orang kaya yg tidak sungkan membelanjakan hartanya di jalan اَللّهُ dengan bersedekah, infaq kepada orang2 dan yayasan2 yg membutuhkan. Namun, pada saat bencana datang yg mengakibatkan hartanya habis, maka dia menyalahkan اَللّهُ serta mangkir dari kewajibannya mematuhi dan menjalankan perintah-Nya.

Dan sesungguhnya nikmat terbesar yg bisa didapat oleh kaum muslim adalah pada saat ajal datang, mereka mengucapkan tahlil dengan baik. Itu artinya mereka kembali menghadap اَللّهُ dengan persiapan terbaik, berupa iman masih di dada (insya اَللّهُ).

Sebagai pribadi yang mulia, Rasululloh SAW telah mengajarkan kasih sayang kepada sesama, entah itu sesama manusia ataupun makhluk lain. Kepada sesama muslim, Rasululloh SAW berpesan sebagai berikut:

Dari Yazid bin Asad, katanya: Telah bersabda Rasululloh SAW,”Cintailah sesama manusia sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri.” (HR Bukhari).

“Jangan kamu saling dengki dan iri dan jangan pula mengungkit keburukan orang lain. Jangan saling benci dan jangan saling bermusuhan serta jangan saling menawar lebih tinggi atas penawaran yang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya dengan tidak menzhaliminya, tidak mengecewakannya, tidak membohonginya dan tidak merendahkannya. Letak takwa ada di sini (Nabi Saw menunjuk ke dada beliau sampai diulang tiga kali). Seorang patut dinilai buruk bila merendahkan saudaranya yang muslim. Seorang muslim haram menumpahkan darah, merampas harta, dan menodai kehormatan muslim lainnya.” (HR. Muslim)

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama baiknya).” (HR. Muslim)

Bahkan, kepada kafir dzimmi, Rasululloh SAW melarang untuk mengganggu dan mengusik mereka.

“Barangsiapa mengganggu seorang kafir dzimmi, maka sungguh ia mengganggu saya, dan barangsiapa mengganggu saya, maka sungguh ia mengganggu Allah.” (Riwayat Thabarani)

“Barangsiapa mengganggu seorang kafir dzimmi, maka saya adalah musuhnya, dan barangsiapa memusuhi saya, maka akan saya musuhinya nanti di hari kiamat.” (Riwayat al-Khatib)

“Barangsiapa berlaku zalim kepada seorang kafir ‘ahdi, atau mengurangi haknya, atau memberi beban melebihi kemampuannya, atau mengambil sesuatu daripadanya dengan niat yang tidak baik, maka saya adalah pembelanya nanti di hari kiamat.” (Riwayat Abu Daud)

Rasululloh SAW tidak pernah membalas org2 yg menghina, membenci bahkan menyakiti (secara fisik) beliau dengan perilaku yg sama. Justru beliau membalas dg akhlak yg baik, sehingga orang2 tersebut yg semula membenci beliau justru akhirnya satu persatu masuk Islam. Dalam banyak cerita kita sudah dengar bagaimana sikap Abu Sufyan pada Rasululloh SAW pada saat perang Badr, Uhud. Namun, ketika Rasululloh SAW menaklukkan Mekkah, Abu Sufyan diperlakukan dg baik dan akhirnya malah masuk Islam dan membela Rasululloh SAW dalam menyiarkan agama Islam.

“Dari Abu Hamzah Anas bin Malik rodhiallohu ‘anhu pelayan Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kamu sehingga ia mencintai bagi saudaranya (sesama muslim) segala sesuatu yang dia cintai bagi dirinya sendiri.” (HR. Bukhori dan Muslim)

“Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu.” (HR. Al Bazzaar)

Cinta yg sebenar-benarnya adalah cinta yg berdasar اَللّهُ serta hanya mengharap ridho اَللّهُ semata. “Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabrani) Setiap amal baik ataupun jahat akan dicatat dan dibalas oleh اَللّهُ dg adil. “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. — Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” (Al Zalzalah(99):7-8).