Khutbah Jum’at – 20071207

ALLOH SWT melarang kita, umat Islam, untuk menyekutukan-Nya, baik dalam keyakinan, ibadah, dan amal perbuatan. Yang menjadi tolok ukur adalah IKHLAS, yang didahulukan dengan niat sebagai titik awal untuk memulai amalan sehari-hari.

Para ulama berpendapat, bahwa amalan yang ‘kecil’ nilainya akan menjadi besar maknanya jika didasari dengan ikhlas. Sebaliknya, jika tanpa didasari ikhlas, maka amalan yg ‘besar’ nilainya akan menjadi tidak berarti di hadapan ALLOH SWT.

Dengan demikian, amal perbuatan SANGAT BERGANTUNG pada niat.

Untuk amal ibadah, pantangan, larangan, semuanya akan diperhatikan umat jika didasari dengan ikhlas. ALLOH SWT tidak akan menerima tobat orang yg sudah hampir mati,“Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertobat sekarang” Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (An Nisaa(4):18)

Niat ikhlas terletak di qolbu.

Umar bin Khatab menyatakan bahwa amal yang diterima adalah amal yg didasari dg keikhlasan. Jika perbuatan dan niat ibadah kita tidak ikhlas, maka penyakit riya akan menjadi penghalang ibadah kita diterima ALLOH SWT.

Jika seseorang menyumbang karena riya’, maka:
– dia ingin menunjukkan bahwa dirinya dermawan
– dia ingin tunjukkan bahwa dirinya banyak uang

Amal perbuatan diikuti dengan ikhlas akaan lebih berguna dan bermanfaat

2 thoughts on “Khutbah Jum’at – 20071207

  1. abror says:

    mohon izin mengkopy data khutbah jum’at terima kasih mohon diikhlaskan

Leave a comment