Khutbah Jum’at – 20090925

Salah satu sifat terpuji adalah sabar. Ia mengandung kekuatan yg maha besar. Kita bisa belajar dari penciptaan langit dan bumi, di mana ALLOH SWT bisa saja menciptakannya dg kalimat “kun fa ya kun”. Namun kenyataannya, ALLOH SWT menciptakan langit dan bumi dalam “6 hari”, artinya ada proses.

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (Al A’raf(7):54)

Sabar merupakan sebuah keharusan dan kemestian yg perlu dilakukan setiap muslim. Sabar dimaknai sebagai mengekang diri dari kebencian sekalipun menyakitkan dan mengharapkan akan segera berlalunya musibah (M Kamaluddin al Alaudy Abdullah, Ridha).

Kita juga bisa menemukan di Al Qur’an mengenai keharusan bersabar,“Mereka berkata: “Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?” Yusuf menjawab: “Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami”. Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”.” (Yusuf(12):90)

Nabi Yusuf AS menunjukkan ketakwaannya dengan mengerjakan perintah2 ALLOH SWT dan menjauhi larangan2-Nya. Bahkan beliau menunjukkan rasa sabar sebagai kekuatan.

Salah satu bentuk sabar menjadi kekuatan adalah saat jalanan macet dan jalur transjakarta sedang kosong. Jika si pengendara berhasil mengendalikan diri utk tidak menggunakan jalur transjakarta, maka dia telah menjadikan sabar sebagai kekuatan. Contoh lain adalah orang tua yg tidak mudah memarahi anaknya yg nakal di depan umum.

Hati yg sabar akan menghasilkan kekuatan baru untuk memperbaiki diri atau mempertahankan diri.

Namun, jangan salah kaprah sabar dengan diam. Sabar bukanlah diam dalam menerima musibah atau penderitaan dari siapapun. Tetapi merupakan saat yg tepat untuk berbuat kebaikan dengan tetap (selalu) berpegang teguh kepada prinsip2 kebenaran yg bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah.

Salah kaprah juga seringkali kita temukan dengan tawakal.