Khutbah Jum’at – 20130222

Semoga kepatuhan kita untuk hadir di masjid dalam rangka sholat Jum’at mendapat nilai baik di mata اَللّهُ dan menjadi catatan amal bagi kita.

Mari kita renungkan nasihat malaikat Jibril pd Rasululloh SAW yg jg ditujukan kpd kita semua. Nasihatnya adalah: “Hiduplah sesukamu, (tapi ingat) sesungguhnya kamu akan mati. Berbuatlah sesukamu, ((tapi ingat), sesungguhnya kamu akan dibalas (sesuai amalmu). Cintailah apa yang kau cintai sesuka hatimu (tapi ingat), sesungguhnya kamu akan meninggalkannya. Dan ketahuilah kemuliaan seorang mukmin adalah sholatnya di malam hari dan kejayaannya adalah ketidak tergantungannya kepada manusia.”

Makna dari nasihat di atas adalah hidup boleh sesuai dengan cita2, obsesi, tujuan, pilihan kita, tapi akan ada satu titik di mana kita mau tidak mau mesti berhenti/dihentikan oleh yg namanya mati. Betapa banyak manusia yg lupa bahwa kematian itu pasti. Dan biasanya orang-orang yg lupa dg kematian,adalah terutama org2 yg sdg berada di puncak kejayaan. Lalu, bagaimana kita ingin dikenang saat mati nanti?

Firman اَللّهُ dalam surat Al Hasyr(59):18,“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” memberi makna bahwa dalam hidup (di dunia) kita tidak boleh melupakan bekal untuk hari esok (akhirat).

Tidak ada yang bisa menjamin apakah beberapa waktu ke depan kita masih hidup? Dan tidak ada yg tahu kapan kita akan mati. Itu sebabnya kita perlu memiliki kearifan hidup.

Jika kita perhatikan, masih banyak orang2 yg sudah tua tua yg masih mengejar dunia, entah menjadi pengemis atau aktivitas lain, sehingga melupakan akan adanya mati yg siap menjemput. Padahal sebenarnya menjadi pengemis tidaklah disarankan oleh Islam (melalui Rasululloh SAW).

Setiap perbuatan kita pada hakikatnya tidak ada yg luput dr penglihatan اَللّهُ dan pasti diminta pertanggungjawaban yg kita lakukan. Baik atau buruk, banyak sedikit, sering atau jarang. Semuanya akan dicatat dan ditimbang pada hari akhirat kelak.

“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. — Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (Al A’raaf(7):8-9)

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (Al Anbiya(21):47)

Dan nanti,di akhirat kelak, mulut kita akan dikunci. Saksi2 kita adalah anggota tubuh, berbicara sesuai kenyataan & perbuatan yg terjadi di dunia. “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Yaasiin(36):65)

Umar bin Khatb setiap hendak berbuat sesuatu, selalu bertanya pada dirinya sendiri terlebih dahulu,”Apakah perbuatan saya nanti (yg akan dilakukan) bisa dipertanggungjawabkan kelak di hadapan اَللّهُ?”

Setiap perbuatan,meski sebesar zarah akan dibalas. “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (Al Anbiya(21):47)

Setiap yg kita cintai,kelak akan berpisah dr kita. Istri, anak, harta semuanya akan meninggalkan kita. Yg membedakan, siapa yg lebih dulu? Kita atau mereka?

Dan اَللّهُ menantang bapak2, saudara, anak, pasangan hidup, harta, jabatan ataupun rumah, lebih kita cintai drpd اَللّهُ dan Rasululloh SAW maka akan diperhitungkan dan dibalas di akhirat kelak. “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (At Taubah(9):24)

Orang yg arif & bijaksana akan selalu berpihak pd kebenaran serta berperilaku mencintai اَللّهُ tanpa kecuali.