Khutbah Jum’at – 20130322

Sesungguhnya اَللّهُ memiliki sifat kasih sayang kpd hamba2-Nya. Itu sebabnya diutus para Nabi dan Rasul agar para hamba-Nya tdk tersesat dan jauh dari-Nya. Salah satu penyebab banyak manusia tersesat adalah karena setan berjanji akan menggelincirkan dan menyesatkan manusia.

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah(2):268)

“Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu, hanya saja mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” (Ali ‘Imran(3):155)

“yang dilaknati Allah dan setan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), — dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merobahnya”. Barang siapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (An Nisa(4): 118-119)

Bagi tiap muslim,mesti jujur, ikhlas dan sabar. Jika ketiga sifat tersebut tidak melekat pd amal yg dilakukan oleh seorang muslim, maka amal2 tsb akan tidak berarti di mata اَللّهُ dan besar peluangnya tdk diterima. Jujur tidak hanya pada ucapan, namun merupakan kesuaian antara amal lahiriah dg amal batiniah. Jujur akan menghilangkan rintangan2 utk menuju اَللّهُ karena jujur penopang amal2 baik.

Jujur akan membuat orang selamat dan terbebas dari godaan2 nafsu. Orang yang jujur ditempatkan bersama Rasul dan Nabi. “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seorang pedagang yang amanah dan jujur (kelak di akhirat) berada bersama dengan para nabi, ash-shiddiqin, para syuhada’, dan orang-orang shalih.” (H.R. At-Tirmidzi)

Maka siapa saja yg taat kpd اَللّهُ dan rasul-Nya, insya ALLOH akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup di dunia dan keselamatan dan kesenangan hidup di akhirat kelak.

ALLOH SWT sangat membenci dan melaknat orang2 yg tidak jujur. “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati,” (Al Baqarah(2):159)

Dan اَللّهُ juga memerintahkan kita agar selalu dekat dengan orang2 jujur. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (At Taubah(9):119)

Orang yg jujur merupakan jumlah minoritas dan sesungguhnya tmasuk org2 pilihan اَللّهُ. Rasululloh SAW menggambarkan kejujuran adalah jalan menuju kebaikan sehingga layak masuk ke surga. “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607)

Sesungguhnya orang yg berdusta akan memudahkan jalan keburukan dan kelak hidupnya akan berakhir di neraka. Rasululloh SAW juga menyatakan bahwa kejujuran akan menimbulkan ketenangan hidup. Sementara kedustaan akan membuat hidup gundah gulana, tidak tenang. “Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.” (HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200)

Kejujuran ada tingkatannya. Yg paling rendah: sama di waktu sepi dan ramai, selanjutnya kejujuran di ucapan, dan tertinggi kejujuran di ucapan, hati, dan perilaku.

Orang yg jujur akan menuai hasil tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak.

Beberapa artikel terkait kejujuran:

Bacaan di Akhir Pekan – Jujur Itu Indah
Kekasihku Pergi Saat Berjihad [kisah pegawai Pajak]