Khutbah Jum’at – 20130503

Sebagai hamba-Nya, kita pasti berharap agar semua ibadah yang kita lakukan menjadi amal ibadah yg diterima اَللّهُ. Semoga kita bisa selalu menjalankan ibadah yang diperintahkan اَللّهُ hingga akhir hayat kelak.

Ketakwaan dan keikhlasan kita hendaknya senantiasa ditingkatkan.

“Kemuliaan dunia adalah kekayaan dan kemuliaan akhirat adalah ketakwaan. Kamu, baik laki-laki maupun perempuan, kemuliaanmu adalah kekayaanmu, keutamaanmu adalah ketakwaanmu, kedudukanmu adalah akhlakmu dan (kebanggaan) keturunanmu adalah amal perbuatanmu.” (HR. Ad-Dailami)

Rasulullah Saw ditanya tentang sebab-sebab paling banyak yang memasukkan manusia ke surga. Beliau menjawab, “Ketakwaan kepada Allah dan akhlak yang baik.” Beliau ditanya lagi, “Apa penyebab banyaknya manusia masuk neraka?” Rasulullah Saw menjawab, “Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

“Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya.” (HR. Abu Dawud)

“Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, “Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur’an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam.” (HR. Muslim)

Setiap insan (muslim dan mukmin) tentunya punya harapan untuk menjadi orang yang beruntung, menang, dan bahagia di dunia maupun akhirat. Siapapun dia pasti menginginkan hal tersebut, terutama itu pertana dia masih punya pikiran normal.

“Kebahagiaan yang paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah.” (HR. Ad-Dailami dan Al Qodho’i)

“Puncak kebijaksanaan ialah takut kepada Allah. Sebaik-baik yang tertanam dalam hati adalah keyakinan. Keragu-raguan (dalam beriman) termasuk kekufuran. Kepemudaan termasuk kelompok kegilaan (radikal). Orang bahagia adalah yang dapat mengambil pelajaran dari (peristiwa) orang lain, dan orang yang sengsara ialah yang sengsara sejak dalam kandungan ibunya. Tiap perkara yang akan datang adalah dekat.” (HR. Al-Baihaqi)

Tujuan2 di atas (bahagia di dunia dan akhirat) hanya bisa diraih dengan ikhtiar, usaha, ditambah dengan doa. Ikhtiar yang maksimal dan diiringi dengan doa yang banyak selanjutnya berserah diri kepada ALLOH SWT. Inilah yang disebut dengan tawakal. Jangan sampai salah kaprah dengan tawakal.

Apa yg mesti dilakukan? Mari kita perhatikan firman-Nya,“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. — Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal,” (QS At Taubah(9):20-21)

1.Beriman dengan sebenar-benarnya iman. Tidak sekedar pengakuan bahwa kita sudah beragama Islam. Apa tanda orang yang beriman?
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,” (QS Al Anfaal(8):2)

Tanda orang beriman antara lain: sholat pada waktunya, beramal saleh, menyedekahkan sebagian hartanya.

Tanda-tanda lainnya adalah berusaha untuk memperkokoh dan memperkuat iman dengan cara:
1. senang/suka duduk di majelis2 yg mulia (dzikir,ta’lim,sholat berjama’ah), yang di dalamnya banyak orang yang berdzikir;

2. tidak hanya memperbanyak baca Al Quran, tapi juga menyimak dan mengamalkannya dlm kehidupan. Sesungguhnya Al Quran menenangkan hati.
“Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al A’raaf(7):204)
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.” (QS Az Zumar(39):23);

3. banyak mengosongkan perut (makan seperlunya atau berpuasa). Sesungguhnya perut dibagi untuk makanan, minuman, dan udara;

4. memperbanyak qiyamul lail, sebagai upaya mendekatkan diri pada اَللّهُ.

2.Berhijrah dari perbuatan yg kurang baik menjadi hal yg lebih baik.

3.Berjuang di jalan اَللّهُ,entah itu harta atau jiwa kita. Jihad tidak mesti selalu berperang.

Leave a comment